Rahim Pengganti

Bab 138 "Bunda Mau Adik"



Bab 138 "Bunda Mau Adik"

0Bab 138     

Bunda Mau Adik     

"Good job bro, selamat jaga adik gue dengan baik. Lo emang suaminya tapi gue tetap abangnya, setiap hal yang membuat Siska sakit gue juga bisa merasakannya. Bahagiakan terus Siska selama dia menjadi istri lo, dan ingat satu hal kalau lo udah bosan dengan Siska. Kembalikan sama gue, karena gue gak akan pernah menyia-nyiakan dia."     

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Bian membuat Siska menangis dan segera memeluk abangnya itu, hormon kehamilan benar benar membuat Siska mudah terharu, apa lagi dengan mendengarkan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bian.     

"Gue bakalan jadi pria yang tidak pernah bersyukur jika sampai membuat wanita sebaik, dan sekuat Siska menangis atau tidak bahagia. Gue bakalan buat istri dan anak anak kita nanti selalu bahagia, terima kasih sudah menjaga bidadari hati gue. Sekarang dia adalah tanggung jawab gue, dan sebagai janji gue. Gue akan selalu membuat, Siska dan keluarga kecil kami bahagia."     

Hari ini begitu banyak rasa bahagia yang terjadi, membuat semua orang yang ada di acara ini juga merasakan kebahagian tersebut.     

***     

Sabtu pagi adalah waktu yang begitu di inginkan oleh Melody, karena di waktu seperti ini dirinya bebas melakukan apapun. Setiap hari Sabtu mereka akan pergi jalan jalan, dan di hari ini juga semua makanan yang sering di larang oleh Carissa untuk dikonsumsi bisa di makan oleh Melody.     

Anak itu selalu menunggu hari ini, hari dimana semua nya bebas diri nya lakukan.     

Brak     

Pintu kamar Carissa dan Bian di buka dengan kasar, hal seperti ini selalu membuat Bian dan Carissa berhati hati dalam bertindak. Pernah suatu ketika kedua nya baru saja selesai dalam sebuah permain hebat tiba tiba Melody dengan polisnya masuk ke dalam kamar. Untunglah fBian bisa menjelaskan semua nya jika tidak maka bisa banyak pertanyaan yang timbul di berikan oleh Melody untuk kedua orang tua nya itu.     

Sejak saat itu, mereka berdua selalu berhati hati supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Kedua anak nya juga sudah tidak tidur satu kamar lagi dengan Carissa dan Bian. Melody dan Ryu sudah berada di dalam kamar mereka masing masing. Hal itu di lakukan supaya kedua anak itu bisa lebih mandiri, dan melatih supaya mereka juga tidak takut.     

"Bunda!!!"     

Teriakan itu membuat Carissa terbangun dari tidurnya, wanita itu segera beranjak dari tempat tidur dan menatap ke arah Melody yang sudah bersiap dengan baju olahraga nya yang berwarna pink.     

"Bunda bangun kita harus olahraga. Kemarin bunda udah janji mau pergi, ayo bunda buruan nanti pedagang cilok, color, terus apa lagi ya. Pokoknya itu lah deh," ucap Melody panjang lebar. Carissa hanya tersenyum, dirinya baru ingat kalau hari ini adalah hari Sabtu dan itu arti nya. Hari di mana Melody akan sibuk mengajak jajan di luar sepuasnya.     

"Kakak sudah mandi? Sini sayang, bunda mau peluk kakak," ucap Carissa. Melody lalu mendekati, ibu nya dan mulai naik ke atas tempat tidur. "Bunda ayo buruan, nanti keburu habis loh. Kakak jadi gak bisa beli jajanan yang banyak banyak."     

"Ayah mana nak?" tanya Carissa.     

"Sama adek, di depan ada Uncle Elang juga. Onty Siska sama Oma Bunda kata nya mau pergi ke pasar," ucap Melody.     

"Oke, kakak tunggu sama ayah di luar. Bunda mandi dulu ya, bilang sama Ayah jangan ngobrol lama lama."     

"Laksanakan ibu ratu." Melody kalau turun dari tempat tidur dan segera pergi menuju lantai bawah. Carisaa langsung masuk ke dalam kamar mandi, wanita itu sudah hafal bahwa hari ini diri nya harus banyak bersama dengan tingkah laku sang anak yang akan meminta semuanya.     

Selama Senin sampai Jumat, Carissa selalu membatasi bahkan tidak pernah memberikan makanan yang banyak mengandung MSG, hal itu supaya anak nya tidak tergantungan dengan makanan seperti itu. Melody dan Ryu sangat di atur pola makanan nya apa lagi saat Ryu pernah masuk rumah sakit hal itu semakin membuat Carissa sangat overprotektif kepada kedua anak nya. Sejak saat itu lah Carissa mulai mengawasi semuanya, dan hanya memberikan izin kepada Melody dan Ryu hari Sabtu dan Minggu itu pun dengan pengawasan yang sangat ketat, bahkan Carissa harus mengenal dan tahu komposisi apa saja yang ada di dalam makanan kedua anak nya, baru lah diri nya bisa tenang. Jika tidak, maka Carissa tidak akan membiarkan hal itu terjadi.     

***     

Melody sudah cemberut ketika sampai di taman komplek makanan yang sudah selama ini dia tunggu tidak ada. Anak itu sudah tidak mau berbicara lagi dengan sang bunda. Padahal hal tersebut bukan salah Bian atau Carissa, semuanya terjadi karena penjual cilok nya tidak datang sejak kemarin. Tapi menurut Melody itu salah bunda nya yang sangat lama pergi ke taman.     

"Beli yang lain aja ya. Kakak bisa beli, makanan yang di mall kan, banyak," bujuk Carissa. Namun, Melody menggelengkan kepala nya, anak itu tidak mau pergi. Melody hanya diam di bangku taman, melihat hal itu membuat Carissa melirik ke arah suami nya yang hanya bisa geleng geleng kepala menatap tingkah laku drama dari anak nya itu.     

"Ini beneran kakak gak mau? Bunda sama Ayah mau beli sosis dan bakso bakar di Mall, sekalian mandi bola," ucap Carissa. Wanita itu berusaha membuat anaknya tidak memikirkan cilok atau color yang di jual oleh penjual langganan mereka. Namun, reaksi Melody masih sama anak itu hanya diam dan diam sambil menatap ke arah bunda nya.     

"Gak," jawab singkat Melody. Bian sudah menahan tawa nya, meskipun anak nya itu marah tapi terlihat dari raut wajahnya juga menginginkan hal itu namun, darah Bian benar benar mengalir di tubuh Melody. Rasa gengsi sangat terlihat dengan sangat jelas.     

"Ya sudah, kakaka pulang sama Onty Siska ya. Ayah antar yok. Karena adik mau ke mall main nya, soal nya mau beli sosis dan bakso bakar yang ada di depan tempat mandi bola."     

Bian sengaja mengulang kalimat nya supaya sang anak semakin kesal dan akhirnya akan menurut namun, ternyata pendirian Melody masih belum goyang dan anak itu masih ingin dengan pendirian nya.     

Di lain tempat Siska dan bunda Iren sedang mencari kulit babat wanita hamil itu sejak kemarin ingin memakan tumis cabai hijau babat, dan sejak kemarin juga Elang sudah mencari keberadaan makanan terus namun, hingga semalam tidak di temukan dan akhir nya pilihan terakhir adalah bunda Iren.     

Itu lah kenapa kedua nya datang ke rumah Bian dan Carissa sangat pagi, supaya penjual babat yang ada di pasar tidak kabur itu menurut Siska. Padahal hal itu belum tentu, bisa saja penjual nya tidak jualan.     

"Bund … babat nya ada yang warna putih gak?" tanya Siska. Mendengar pertanyaan itu membuat bunda Iren hanya bisa geleng geleng kepala. Bukan hanya Carissa yang meminta hak aneh taoi Siska juga.     

"Gak ada neng babat putih. Kalau pun gak cokelat paling agak kuning kayak gini neng." Mendengar ucapan dari penjual itu membuat bibir Siska maju wanita itu tidak suka mendengar hal itu hingga akhir nya bunda Iren dengan sangat sabar menjelaskan semua nya kepada Siska.     

Siska akhir nya mengerti dan kembali menampilkan raut wajah yang begitu ceria dan mulai kembali memilih beberapa bahan yang akan mereka gunakan. Cukup lama mereka berdua berada di sana, hingga akhir nya Siska dan bunda Iren pulang dari pasar.     

Sesampainya di rumah, Siska dan bunda Iren kaget saat mendengar suara Melody yang terlihat sangat kesal.     

"Ada apa ini?" tanya bunda Iren. Mendengar pertanyaan itu membuat mereka semua yang ada di ruang keluarga menoleh ke arah suara di mana bunda Iren dan Siska berada.     

"Oma!!!" pekik Melody anak itu langsung mendekati bunda Iren, melihat tingkah laku sang anak hanya mampu membuat Bian dan Carissa geleng geleng kepala. Sungguh Melody sangat pintar dalam membuat sebuah drama seperti saat ini. "Cilok di taman gak ada. Itu gara gara bunda telat bangun nya. Kan kakak jadi gak bisa makan nya, padahal kakak pengen. Udah satu Minggu loh tunggu tunggu mau makan itu," aduh Melody. Anak itu sangat lucu jika sudah mengadu seperti saat ini, dan hal itu membuat bunda Iren bukan nya marah tapi tertawa.     

Melody menceritakan semuanya, anak itu tidak terima dengan keadaan bahwa penjual cilok langganan nya tidak datang, padahal sebelum nya Carissa sudah menjelaskan hal itu namun, nama nya Melody pasti akan selalu ingin menang sendiri.     

" Ya sudah mending sekarang kakak, pergi sama bunda dan ayah aja. Mereka mau pergi ke mall, makan sosis sama bakso bakar," ucap bunda Iren. Melody terdiam sesat lalu, anak itu menatap ke arah sang bunda yang saat ini sedang menggendong Ryu yang terlihat sudah mengantuk. Melody langsung menganggukkan kepalanya. "Tapi main ice casting ya bunda," ucap Melody.     

"Iya … iya, nanti main ice casting, sekarang kakak mandi dulu ya sama mbak Susi. Kan udah keringat tadi dari taman," ucap Carissa. Anak itu seketika langsung saja pergi menuju kamar nya bersama dengan Susi. Semua orang di sana hanya bisa menatap Melody dengan gemas nya karena, melihat tingkah laku anak itu yang bikin semua orang selalu geleng geleng kepala.     

***     

Carissa, Siska dan bunda Iren sedang asyik ngobrol di dapur ketika nya sedang memasang makan siang. Sudah berulang kali, Melody menghampiri bunda nya bertanya mengenai kapan mereka akan pergi ke mall, dan sudah berulang kali juga Carissa menjelaskan hal itu tapi tetap saja Melody selalu bertanya hal yang sama berulang kali.     

"Apa lagi Mel," ucap Siska saat melihat keponakannya itu sudah mendekat ke arah mereka. Melody hanya menatap datar ke arah tantenya itu, anak kecil itu lalu duduk di atas meja sambil memajukan bibir nya. Sontak saja, hal itu membuat mereka semua jadi gregetan dengan tingkah laku nya Melody. "Onty gak boleh tahu, ini rahasia nya kakak sama bunda," ucap Melody.     

"Heleh … heleh … heleh anak kecil pake rahasia rahasia segala." Melody mengeluarkan lidahnya ke arah Siska, dan hal itu seketika langsung membuat manik mata bunda nya melotot dengan sangat tajam.     

"Onty yang nakal bunda. Onty yang dari tadi bikin kakak kesal," adu nya. Namun, hal itu tidak di terima oleh Carissa. Membuat Melody harus meminta maaf dengan Siska. Untuk hal sekecil itu, saja Carissa selalu memperingati nya. Bukan tanpa sebab, supaya anak anak nya itu bisa terbiasa dalam tutur kata, dan tingkah laku.     

"Onty kakak minta maaf, Onty juga gak boleh nakal nakal sama kakak. Nanti kalau Onty nakal, bunda marah loh."     

Siska mendekati keponakannya itu lalu mengecup dengan sangat lama. Hal itu membuat, Melody tidak suka anak itu sangat anti jika ada yang mencium nya seperti itu. Dan hal seperti itu lah yang membuat Siska selalu senang.     

Pukul 16.00 sore, Bian sudah berada di dalam mobil bersama dengan Melody sedangkan Carissa masih sibuk membereskan beberapa barang keperluan Ryu, anak balita nya itu masih harus di prioritaskan kenyamanannya apa lagi hingga detik ini Ryu sangat tidak suka susu formula dan hanya bergantung dengan Air Susu Ibu yang diberikan oleh Carissa.     

Setelah selesai Carissa langsung masuk ke dalam mobil, tahta tertinggi jika sudah jalan berempat adalah Melody anak kecil itu sudah tidak mau duduk di kursi belakang dirinya hanya mau ada di depan bersama dengan ayah nya. Sikap cemburu juga sering membuat Carissa geleng geleng kepala, bagaimana mungkin anak nya itu terkadang bertingkah seperti seorang istri yang posesif terhadap suami nya. Jika Bian terlambat sedikit saja pulang, maka bisa di lihat bagaimana anak kecil itu marah dan mengomel terhadap sang ayah.     

Pernah suatu ketika, Bian pulang sedikit malam saat itu diri nya sudah memberi kabar kepada Carissa, dan istri nya itu juga tahu kenapa Bian bisa pulang malam. Apa lagi pekerjaan yang memang sudah harus di selesai tepat waktu. Dan ketika Bian pulang, Melody yang memang belum tidur langsung menunggu sang ayah di depan pintu, hal itu awal nya membuat Carissa bingung namun, saat tahu apa maksud dan tujuan dari sang anak membuat Carissa tertawa.     

"Bunda lama sekali," gerutu Melody. Carissa hanya bisa menghela nafas nya, anak nya itu selalu ingin tepat waktu. Sama hal dengan Bian, bahkan sama persis tingkahnya dengan sang ayah. "Sorry sayang bunda. Maklum, bunda siapin baju baju kakak sama adik loh, jadi sedikit lama," ucap Carissa.     

"Terima kasih bunda," balas Melody. Meskipun Melody memiliki sikap yang sering membuat kesal sama seperti Bian, tapi anak itu tidak pernah lupa untuk mengucapkan terima kasih dan Maaf jika diri nya harus mengatakan hal tersebut.     

Mendengar hal itu membuat Carissa tersenyum lebar, ibu dan anak itu saling mengobrol satu dengan lain nya, Carissa selalu memberikan pengajaran kepada Melody waktu hanya sebentar saja. Karena pengajaran kecil mampu, membuat Melody tahu untuk bersikap.     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Bian sudah sampai di parkiran. Keluarga kecil itu langsung turun, Melody di genggam tangan nya oleh Carissa sedangkan Ryu ada di dalam gendongan sang ayah. Anak kecil itu berontak ingin berjalan seperti Melody membuat Bian sedikit kewalahan dalam menjaga anak laki laki nya itu.     

Di dalam area bermain, Carissa hanya mengawasi anak anak nya yang sedang bermain dengan di dampingi oleh Bian. Apa lagi senyum di bibir Ryu begitu mengembang membuat Carissa sangat bahagia. Sebagai seorang ibu, melihat anak anak nya tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia sudah menjadi sesuatu hal yang begitu bahagia, sama hal nya dengan Carissa. Bagi nya saat ini, hidup bukan hanya berporos dengan diri nya dan Bian tapi sudah ada Melody bahkan Ryu sebagai acuan supaya bisa menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang berguna.     

Semua hal yang pernah terjadi, menjadi suatu pelajaran hidup yang harus di susun dan di lewati dalam keadaan yang baik dan benar. Sesekali Carissa mengambil video atau gambar bagaimana keceriaan di wajah kedua anak nya, Ryu begitu semangat jika harus di ajak bermain seperti ini sama hal nya dengan Melody.     

" Kakak adek ayo sini dulu nak. Makan yok, bunda udah pesan bakso bakarnya," ucap Carissa. Melody langsung mendekati, sang bunda di area bermain ini ada tempat yang disediakan untuk makan dan hal itu membuat pengunjung dan anak anak bisa puas bermain tanpa harus keluar dan masuk lagi ke dalam area. Bahkan di tempat ini juga, ada beberapa makanan yang dijual oleh mereka, sesuai dengan takaran untuk anak anak seusia Melody dan Ryu.     

Sama seperti bakso dan sosis yang di makan oleh mereka berdua, semuanya aman karena area bermain ini juga sudah diawasi oleh dokter. Sehingga membuat para orang tua tidak khawatir akan kebersihan dan kenyamanan di tempat tersebut. "Terima kasih bunda," ucap Melody saat menerima satu tusuk sosis bakar. Bian yang menggendong Ryu duduk di dekat istrinya. Carissa langsung memotong kecil kecil bahkan sangat kecil agar bisa di makan oleh Ryu, anak bayi botak itu sangat senang dan bersemangat.     

"Pelan pelan kakak makanan. Terus duduk nak, bunda selalu ajarkan apa?" tanya Carissa. Melody tersenyum anak itu segera duduk di dekat kedua orang tua nya. Dan makan dengan diam dan baik, setelah selesai makan Melody kembali meminta main di dalam, sedangkan Ryu sudah tertidur karena kelelahan.     

"Kamu aja yang masuk sayang. Biar Mas di sini, kasihan kalau kamu yang gendong Ryu, apa lagi anak nya lagi tidur gini," ucap Bian.     

"Tapi Mas, kamu nanti capek, biar aku aja yang gendong dan kamu jagain kakak aja."     

"Gak apa apa. Udah sana masuk, nanti anak gadis kamu itu, ngambek lagi pusing Mas lihat nya. Tingkah nya sama banget kayak bundanya," ledek Bian. Mendengar hal itu membuat Carissa tidak terima. "Enak aja, Melody itu mirip banget sama kamu Mas. Apalagi kalau udah bertitah, sudah tidak ada lagi pilihan untuk mengelak." Mendengar hal itu, membuat Bian tersenyum istri nya itu selalu bisa saja membuat Bian terpesona padahal hanya sebuah kata kata biasa.     

***     

Kedua nya sudah tertidur dengan sangat pulas di dalam mobil. Waktu main, hari ini benar benar membuat Melody begitu banyak. Anak itu sangat aktif, dan berujung kedua nya tepar. Carissa merapikan selimut yang di gunakan oleh Melody di tatapannya sang anak yang begitu menggemaskan, di usia yang sekarang rasanya begitu cepat bagi Carissa.     

"Kamu perasaan baru beberapa bulan lalu ada di dalam kandungan bunda nak, kenapa saat ini sudah mulai dewasa. Bertumbuh sesuai dengan usia kamu ya nak, ingat selalu bahwa bunda dan ayah selalu menyayangi kakak dan adik sepenuh hati," ucap Carissa lalu mengecup dahi anak nya itu, setelah itu Carissa keluar dari dalam kamar Melody dan masuk ke kamar Ryu. Di dalam kamar Ryu ternyata sudah ada Bian, suaminya itu begitu perhatian di saat dirinya sedang menidurkan Melody maka Bian akan mulai mengambil peran nya dan membantu Carissa.     

"Udah tidur Mas?" tanya Carissa. Bian lalu beranjak dari tempatnya. "Udah tadi manggil nda nda terus, mas kasih dot jadi diam dan tutup matanya," ucap Bian. Carissa menganggukkan kepalanya, dan tak lama mereka berdua keluar dari dalam kamar Ryu dan masuk ke kamar mereka, rasa nya hari ini begitu melelahkan membuat Bian dan Carissa ingin segera merebahkan diri mereka dan menikmati tidur yang begitu indah.     

***     

Hari ini, Carissa mengajak kedua anak anak nya pergi ke kantor Ikram. Karena Bian dan Ikram sedang ada rapat penting di sana, sehingga membuat Carissa inisiatif mengantar makan siang untuk mereka. Selama di perjalanan tak pernah berhenti Melody bertanya mengenai semua hal bahkan supir taksi online yang mengantar mereka jadi tertawa karena pertanyaan demi pertanyaan yang di lemparkan oleh Melody.     

Sekitar dua puluh lima menit, mobil tersebut sudah sampai mereka segera turun satpam kantor tersebut langsung menyapa Carissa dan kedua anaknya, Carissa yang selalu saja ramah, membuat orang orang yang ada di dalam kamar ini selalu senang saat kedatangan Carissa.     

"Selamat siang ibu," sapa resepsionis tersebut. Carissa tersenyum dan menganggukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya menuju ke lantai 26 dimana ruangan Ikram berada. Perusahaan ini begitu besar, memiliki saham yang sangat besar dan bisa mempengaruhi kestabilan negara karena memiliki karyawan yang begitu besar. Itulah kenapa membuat Papa Andi begitu disegani oleh banyak orang.     

Sesampainya di sana, Carissa disambut oleh Andrian yang sengaja di pintah oleh Bian untuk menjemput anak dan istrinya.     

"Uncle Rian kenapa gak pernah datang ke rumah?" tanya Melody.     

"Uncle banyak kerjaan sayang. Ayah kamu ngasihnya selalu banyak, jadi uncle belum bisa main main ke rumah Melody lagi."     

"Oh gitu. Uncle harus rajin kerja dong, supaya banyak uang," ucap Melody.     

Mendengar hal itu membuat Andrian hanya bisa terdiam, sungguh anak sekecil ini bisa berkata seperti itu benar benar membuat Andrian kaget. Mereka pun masuk ke dalam ruangan, dan benar saja di dalam sana ada Ikram dan juga Bian, bahkan ada Elang dan juga Jodi. Carissa lalu menunggu bersama dengan Andrian yang bermain dengan anaknya itu. Sedangkan mereka semua kembali melanjutkan, diskusi mereka.     

Malam hari ini, seperti biasa sehabis makan malam keluarga ini selalu duduk di ruang keluarga sembari bercerita sejenak sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar masing masing.     

"Bund, rencananya Minggu depan ada arisan di rumah ini, kita enaknya masak apa ya?" tanya Carissa.     

"Oh iya. Untung kamu ingatin, bunda juga sampai lupa."     

"He he, aku juga hampir lupa Bund. Kalau gak Tante Elsa bilang, minta dibikinkan puding mangga."     

"Ngidamnya gak berhenti henti ya, perut udah besar banget gitu."     

"Ngidam itu apa bunda?" tanya Melody polos.     

"Om cantik kan perut nya besar, nah di dalam ada adek bayi nya. Adik bayi yang di dalam pengen makan sesuatu makanya Oma cantik jadi ngidam," jelas Carissa.     

"Bunda aku mau punya adik," ucap Melody. Mendengar ucapan yang baru saja di dengar oleh Carissa membuat wanita itu kaget. Sungguh anaknya itu benar benar membuat semua orang sakit kepalanya.     

"Loh kenapa tiba tiba bilang gitu?" tanya bunda Iren.     

"Iya karena sebentar lagi, Oma cantik akan punya adik bayi, Onty juga. Nah kakak kapan, bunda kapan perutnya besar besar gitu. Kakak mau punya adik bayi lagi," ungkap Melody. Bunda Iren sudah menahan tawa mendengar ucapan sang cucu, sedangkan Bian sudah memasang wajah begitu bahagia. Karena dirinya sudah sejak lama, ingin menahan satu anak lagi namun, Carissa bilang nanti setelah Melody lebih mengerti dan Ryu sudah cukup besar.     

"Kakak minta sama Allah, karena semuanya adalah atas izin Allah."     

"Siap bunda. Ya Allah semoga kakak di kasih adik, tapi adiknya boleh cewek ya, atau cowok juga gak apa apa. Tapi adiknya kembar juga boleh ya Allah, seperti adiknya Jasmine. Aamiin," ucap Melody. Mendengar hal itu sontak saja membuat, semua orang di sana menatap tidak percaya dengan ucapan yang di dengar oleh mereka dari seorang anak kecil yang berusia sebentar lagi 5 tahun itu.     

###     

Ada ada saja kelakuan Melody. Happy reading dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.